Monday 27 September 2021

Kebaikan Yang Menular :)


Source Pic: Mbah Google

    Film Pay it Forward (2000) mengingatkan saya perihal nilai yang diangkat pada games 'berbagi' di kelas Belajar Zero Waste, sekaligus menginspirasi lahirnya judul pada tulisan ini, yaitu 'Kebaikan yang Menular." Untuk pesan lebih jelasnya, silahkan menonton filmnya sendiri :D

    Sesuai intruksi pada games, saya akan menuliskan perjalanan berbagi saya pada beberapa kesmpatan. Dimulai dari, sini;

1. Sebuah Awal, Tahun 2018

Arsip foto Instagram Ruang Belajar Aqil (RBA).

    Kebaikan pertama dimulai oleh Bu Dini yang berbagi konsep hidup zero waste pada sekelompok anak muda yang mungkin belum banyak disadarkan perihal ini. Kebaikan ini difasilitasi oleh Ruang Belajar Aqil yang mempertemukan saya (salah satu anak muda dalam gambar) dengan seorang praktisi lingkungan yang istiqomah menjalani kebaikan untuk alam selama banyak tahun. 
    Kebaikan itu menular pada masing-masing kami. Meskipun pada preakteknya ada luput, tapi setidaknya dampak paling minim adalah 'kami jadi tahu'. Saya masih ingat betul, setelah ada sesi berbagi ini, kami jadi terbiasa membawa kotak makan, tumblr minuman, dan tas belanja. Yang menjadi PR pada waktu itu adalah perihal istiqomah, karena pada fase itu saya pribadi lebih mengutamakan kepraktisan ketimbang bawa-bawa wadah kemana-mana. 

2. Kebaikan yang Ditularkan

Arsip foto Instagram Komuitas Saharsa.

    Anak adalah pemerhati sekaligus peniru yang mahir. Suatu pagi di akhir tahun 2019, anak-anak dalam foto mendatangi saya. Mereka minta diajari membuat tempat sampah dari kardur seperti yang saya buat. Tanpa saya sadari, tempat sampah kardus ala kadarnya yang saya contoh dari buku Menuju Rumah Minim Sampah mencuri perhatian mereka.
    Mereka ingin punya tempat sampah yang mereka gambari sendiri dengan klasifikasi yang lebih banyak ketimbang yang sebelumnya mereka tahu. Hal lain yang menarik adalah inisiatif mereka yang ingin meletakkan tempat sampah itu di sekolah, mereka bilang di sekoahnya masih banyak yang buang sampah sembarangan. So empathetic.
    Kegiatan pertama bisa dikategorikan sebagai upaya memilah sampah. Setelah saya menikah, bertambahlah partner untuk berbagi kebaikan. Latar belakang saya dan suami adalah relawan di RBA, yang membuat suami saya sangat akrab dengan pengelolaan barang bekas menjadi Alat Peraga Edukatif (APE). Sehingga kegiatan selanjutnya dikategorikan sebagai upaya mengolah sampah yang sudah terlanjur ada. Akan saya tuliskan dalam keterangan-keterangan singkat di bawah:

Mengolah kardus bekas menjadi buku jurnal.

Mengolah kardus bekas menjadi permainan memory card.

Mengolah kardus dan papan bekas menjadi maket desa.


Mengolah botol plastik bekas menjadi roket angin.

Mengolah botol plastik bekas menjadi perahu tiup.

Mengolah botol plastik dan CD bekas menjadi kincir air.

Mengolah sisa konsumsi berupa kulit buah dan sayur menjadi kompos.

Membuat gunung berapi dari koran bekas.

Belajar menanam daun mint menggunakan pot dari gelas plastik bekas.

Membuat Eco Brick.

3. Kebaikan yang Berlanjut

    Sub judul di atas dipilih karena saya baru mendapat ilmu baru perihal Eko Enzim (EE). Saya juga belum mengetahui apakah eksperimen EE saya berhasil atau tidak. Tapi saya sudah membagikannya pada bapak saya karena begitu bersemangat. Motif semangat saya ada dua, yaitu: (1) Akhirnya ada alternatif lain pengolahan sisa konsumsi selain dibuat menjadi kompos dan (2) Bapak saya adalah orang yang tidak mudah menyerah dalam melakukan eksperimen, serta beliau adalah orang yang mudah berbaagi jika eksperimennya berhasil.

Mbak Irma (tetangga sekaligus teman kelas di Belajar Zero Waste) datang ke rumah dengan semua alat dan bahan untuk membuat EE. Beliau membagikan ilmu yang ia dapat perihal pembuatan EE.

Penampakan saat saya berbagi perihal cara pembuatan EE pada bapak.

Pada akhirnya, yang dapat kita kendalikan adalah dorongan untuk melakukan hal yang menurut kita baik dan bermanfaat. Yang tak terkendali dan tak usah diambil pusing adalah perihal dampak atas tindakan. Karena bagian itu akan menjadi hal yang menyenangka sekaligus mendebarkan untuk dituai.















Share:

1 comment: