Pertama, saya suka angka tujuh.
Kedua, ini adalah hari ketujuh.
Ketiga, ayat memiliki terjemahan bebas sebagai tanda atau keajaiban,
Keempat, ada yang berkata jika kebetulan terlalu sering ditemui, apa masih bisa dianggap sebagai kebetulan?
Ini adalah hasil dari kata hilang di hari keenam dan kata ayat di hari ketujuh, yang keduanya saya posting di hari ketujuh dan saya benar-benar kehilangan kesempatan mengirimkan ini di hari keenam, tentu karena menyalahi aturan.
Saya beranggapan, kita semua setuju pada ayat Allah menghampar luas di seluruh semesta milik-NYA. Pun saya beranggakapan, kita sepakat ayat tersebut bukan hanya pada hal tersurat, tetapi juga tersirat seperti tanda yang diberikan awan, gunung, binatang, tumbuhan, angin, firasat, intusisi dan hal lain yang kita sepakati sebagai ayat atau tanda yang tersirat.
Saya tidak akan membahas ayat tersurat, karena kita masih belum menganggapnya sebagai suatu masalah, padahal justru itu masalah yang besar, kita gagap literasi. lebih memilih memikirkan besok makan apa ketimabang besok kalo buku ini selesai baca apa lagi ya? Saya tidak bicara Al-Qur'an karena Al-Quran pada beberapa orang diantara kita benar benar dibaca ketika bulan puasa dan dipahami maknanya seperti lirik lagu tombo ati, dan sebagaian lagi membiarkan Al-Quran tersimpat rapih pada rak-rak kayu di mushola rumah.
Saya juga tidak membicarakan buku-buku bagus berbahasa inggris yang memiliki keterbatasan akses karena mahal dan tak terjangkau untuk sebagian besar kita, ataupun karena bebrapa terjemahan sangat tidak relevan karena penerjemah kita sangat minim. Selain itu keterbatasan seperti kemalasan membaca, mendownload ataupun pergi ke perpustakaan kota dan lain lain yang lebih diketahui tidak akan saya bahas disini.
Yang dibahas disini adalah hilangnya kemampuan sebagian besar dari kita perihal membaca ayat tersirat, membaca tanda. Istilah populernya, kita ini nggak peka, kepekaannya hilang.
Notes: Setelah membacannya lagi dan punya niatan awal menyunting tulisan ini, nyatanya saya urungkan. Saya sudah kehilangan ingatan mengenai arah tulisan ini.
Kedua, ini adalah hari ketujuh.
Ketiga, ayat memiliki terjemahan bebas sebagai tanda atau keajaiban,
Keempat, ada yang berkata jika kebetulan terlalu sering ditemui, apa masih bisa dianggap sebagai kebetulan?
Ini adalah hasil dari kata hilang di hari keenam dan kata ayat di hari ketujuh, yang keduanya saya posting di hari ketujuh dan saya benar-benar kehilangan kesempatan mengirimkan ini di hari keenam, tentu karena menyalahi aturan.
Saya beranggapan, kita semua setuju pada ayat Allah menghampar luas di seluruh semesta milik-NYA. Pun saya beranggakapan, kita sepakat ayat tersebut bukan hanya pada hal tersurat, tetapi juga tersirat seperti tanda yang diberikan awan, gunung, binatang, tumbuhan, angin, firasat, intusisi dan hal lain yang kita sepakati sebagai ayat atau tanda yang tersirat.
Saya tidak akan membahas ayat tersurat, karena kita masih belum menganggapnya sebagai suatu masalah, padahal justru itu masalah yang besar, kita gagap literasi. lebih memilih memikirkan besok makan apa ketimabang besok kalo buku ini selesai baca apa lagi ya? Saya tidak bicara Al-Qur'an karena Al-Quran pada beberapa orang diantara kita benar benar dibaca ketika bulan puasa dan dipahami maknanya seperti lirik lagu tombo ati, dan sebagaian lagi membiarkan Al-Quran tersimpat rapih pada rak-rak kayu di mushola rumah.
Saya juga tidak membicarakan buku-buku bagus berbahasa inggris yang memiliki keterbatasan akses karena mahal dan tak terjangkau untuk sebagian besar kita, ataupun karena bebrapa terjemahan sangat tidak relevan karena penerjemah kita sangat minim. Selain itu keterbatasan seperti kemalasan membaca, mendownload ataupun pergi ke perpustakaan kota dan lain lain yang lebih diketahui tidak akan saya bahas disini.
Yang dibahas disini adalah hilangnya kemampuan sebagian besar dari kita perihal membaca ayat tersirat, membaca tanda. Istilah populernya, kita ini nggak peka, kepekaannya hilang.
Notes: Setelah membacannya lagi dan punya niatan awal menyunting tulisan ini, nyatanya saya urungkan. Saya sudah kehilangan ingatan mengenai arah tulisan ini.