Saturday 17 July 2021

Perihal Sampah, Kapan Ilangnya? Kapan Kita Tobatnya? .-.

Analogi perjalanan menuju peduli lingkungan.

Selama hidup, sebelum memasuki tahun 2018, bagi saya perihal sampah hanya jadi debu yang berterbangan. Terasa ada, lalu hilang lagi. Dua alasan termasuk-akal yang jadi tameng sikap saya kala itu adalah; (1) tempat yang saya tinggali selalu [terlihat] bersih dan (2) saya tidak pernah tahu ke mana sampah saya pergi, yang saya tau, mereka hilang [dari tempat saya]. 

Dalam peran saya sebagai anak kos kala itu, sudah cukuplah tanggung jawab ‘membuang sampah pada tempatnya’ dan membayar iuran bulanan pada petugas kebersihan. Sedangkan peran sebagai anak rumah, Bapak saya lah yang mengurusi sampah. Beberapa film dan video pendek yang pernah saya tonton sempat membuat saya emosional perihal permasalahan sampah. Tapi hanya sebatas ‘perasaan tersentuh sesaat’, belum sampai pada perenungan, bahkan perubahan sikap.

Secara kronologis, proses saya mulai peduli dengan sampah adalah sebagai berikut:

- 2018: Dipertemukan dengan Bu DK. Wardhani dan kedua anaknya [Radit dan Keni] di  RBA [Ruang Belajar Aqil], yang sedikit banyak memberi perspektif baru mengenai sisa konsumsi [sebutan sopan umtuk sampah].

- 2019: Terlibat dalam program Bank Sampah di Blarang yang akhirnya belum berjalan, tapi membawa banyak pelajaran perihal niat dan laku dalam pengelolaan sampah.

- 2020: Menyelipkan pesan ‘peduli sampah’ pada setiap aktivitas di Komunitas Saharsa.

- 2021: Dipertemukan dengan Mbak Irma [Direktur Bank Sampah Karangploso] yang konsisten dan getol mencontohkan perilaku dalam pengelolaan sampah.

- Sekarang: Mengikuti kelas Belajar Zero Waste, membuat saya menelusur kembali, ke mana perginya sisa konsumsi saya?

Mari fokus pada masa ‘sekarang’, di Blarang, tentang tidak adanya TPS:

1. Ke Mana Perginya Sisa Konsumsi Warga Desa Blarang?

Jalanan dan rumah-rumah warga di Desa Blarang jika dilihat dari permukaan, akan disepakati sebagai desa yang cukup bersih. Sampah berserakan bisa dihitung jari. Namun jika dilihat lebih dalam pada kebun belakang rumah warga, ladang, dan sungai, maka akan timbul rasa penasaran sekaligus kesimpulan jawabannya. 

Sungai jadi TPS Liar :'(

Ini hanya satu dari TPS Liar yang berhasil diabadikan. Sampahnya terus hanyut, entah bermuara ke mana :')

Iya, sisa konsumsi warga sebagian ada yang dibakar di kebun belakang dan ladang atau di buang di sungai. Tidak ada petugas kebersihan yang membawa sampah-sampah itu ke TPS [Tempat Pembuangan Sampah]. Bahkan, tidak ada TPS di Blarang. Warga dengan mandiri mengelola sisa konsumsinya seperti yang dijelaskan di atas. Akibatnya udara tercemar akibat pembakaran dan air sungai tercemar. Tapi, kedua hal itu tidak begitu dirasakan dampaknya sekarang, sehingga masih menjadi kewajaran.

Petugas kebersihan di Desa Blarang adalah para Kepala Rumah Tangga.


Apakah saya dan keluarga saya andil dalam pengelolaan seperti di atas? Tentu saja! Kami memang tidak membuang sisa hasil konsumsi ke sungai, tapi kami membakarnya. Pada perapian dan di ladang. Hampir tiap minggu kami melakukannya, terutama adanya fakta bahwa kami punya usaha yang memiliki kontribusi menyumbang sampah plastik. Sehingga harus rajin membakar agar tidak menumpuk.

2. Cukup Mengerikan, Lalu Apa Tindakan Saya?

Sejauh ini, selagi saya belum memberikan solusi dan dampak pada lingkungan, saya berjanji pada diri dan bumi untuk tidak menjadi masalah bagi lingkungan. Kenapa begitu dan bagaimana mewujudkannya? Saya cantumkan pada catatan di bawah ini:

Saya menulis menggunakan kertas bekas, loh :D


3. Jadi Perihal Sampah, Kapan Ilangnya? Kapan Kita Tobatnya?

Saya juga penasaran, apakah sisa konsumsi bisa hilang dengan banyaknya manusia yang sudah mulai peduli pada isu ini, belakangan ini? Secara pelan dan perlahan, saya sedang mencari tahunya bersama-sama teman di #belajarzerowaste dan akan membaginya kepada kalian semua melalui berbagai cara dan media, Insaya Allah.

Perihal tobat, kita semua tau itu sangat laten, dan saya pun tak luput dari malas dan lalai. Tapi saya yakin, kita semua sedang berupaya menjadi lebih baik dan bertobat. Bumi menanti kita kembali pada diri yang tersembunyi, yang cinta kebersihan, keindahan, dan keselarasan. 

Nanti Aku Cerita Tentang Foto Ini :')


 #games1bwz #belajarzerowaste #kelasbelajarzerowaste2021 #kelasbwz2021 #bwzbatch9 





Share: