Saturday, 19 May 2018

Apa yang mereka mau dari kata Azimat di hari keempat?

Percakapan di sebuah pasar besar, di dekat penjual tempe tua dengan potongan tempe dan jenis yang beragam. Tidak ada pagi, siang, sore bahkan malam di pasar, semua nampak sama. Berlampu dan padat manusia, terutama ibu-ibu.

Seorang gadis memutuskan hialng dari gandengan ibunnya yang tak kunjung usai, belanja sedari pagi dan melaukan tawar-menawar dengan tidak manusiawi. Hobi sang ibu bukan pada belanjanya, melainkan pada proses tawar-menawar, ia merasa hebat saat berhasil menawar pada harga tertidak masuk akal. Hal tersebut membuatnya puas bukan kepalang.

Disebelah sang gadis, ada seorang lelaki lebih tua dua tahunan darinya. Lelaki ini dipaksa hilang oleh bapaknya. Tapi hilangnya dalam artian sebagai strategi pemasaran. Tak ada yang kebetulan sampai akhirnya mereka berdua duduk bersebelahan dan memulai obrolan.

G: "Ibumu suka menawar juga?"
L: "Tidak, malah ibuku yang sering ditawar".
G: "Lalu bagaimana respon bapakmu?"
L: "Tidakpapa, katanya ibu tau harga pasarannya."
G: "Ibumu jualan sendiri atau bapakmu yang menjualnya?"
L: "Mereka punya usaha yang berbeda, bapakku menjual azimat"
G: "Azimat itu apa?  Aku tak pernah tau ibuku menawar azimat."
L: "Azimat tak boleh di  tawar, nanti khasiatnya hilang."
G: "Azimat itu apa? Jamu?"
L: "Azimat itu sebauh teman untuk mencari uang dengan modal keyakinan. Teman itu berbentuk apa saja dari kertas atau benda lain yang memiliki sandi rahasia mencapai 10.333 kode sandi. yang membuatnya adalah orang tertentu yang sakti, yang suci."
G: "Terdengar rumit, bapakmu sakti?"
L: "Bapakku sakti, tapi aku lebih sakti"
G: "Kenapa kau sakti?"
L: "Karena aku menjual kesaktian bapakku kepada orang-orang tak sakti yang mempercayainya."
G: "Aku tidak mengerti, jelaskan lebih sederhana. Jadi kenapa kau sakti lebih dari bapakmu?"
L: "Karena aku menjual keyakinan, pada orang yang lemah iman lewat azimat sakti milik bapakku"
G: "Apakah menurutmu ibuku perlu membeli azimatmu?"
L: "Tidak, ibu terlalu percaya pada apa yang ia lakukan, tidak usah beli ini. Lagipula, ibumu kan suka menawar, nanti azimatnya tidak berhkasiat."
G: "Bagaimana kalo aku saja yang membelinya? Aku tidak akan menawarnya"
L: "Kau tidak perlu membelinya, akan kuberikan secara cuma-cuma, tapi dengan syarat"
G: "Apa?"
L: "Apa yang kau lakukan jika mendapatkan azimat ini?"
G: "Aku tidak begitu tau, selain membantumu menghabiskan azimat, aku juga ingin punya teman untuak mencari uang."
L: "Untuk apa mencari uang?"
G: "Untuk membayar barang-barang yang sudah ditawar ibuku"

Anak lelaki itu tersenyum, kemudian bergegas pergi sambil berkata:

L: "Tunggu aku."


20 Mei 2018
Tak ada yang kupikirkan sedalam mimpiku tadi malam.

#Days4
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara




Share:

0 komentar:

Post a Comment